Thursday, October 05, 2006

Kembali ke Jakarta

Berakhir juga kunjungan singkat kami ke Bontang, dari tanggal 4 Agutus hingga tanggal 9 Agustus, kok gak kerasa abis juga.
Kami berangkat jam 9 pagi dari Bontang dengan jalan darat melewati kembali kota Samarinda dan nyampe di Balikpapan jam 2 siang, sempet2in lihat Balikpapan bentar walau cuma beli cumi favourite di Dynasti Restaurant, dan langsung ke Sepinggan Airport.
Dengan pesawat Garuda kami berangkat jam 5 sore ke Jakarta.
Bye Bye Kalimantan yang tercinta, banyak banget kenanganku disana, tak mampu tertulis lagi dengan kata2 karena bakal terlalu banyak, tersimpan rapi dalam hati, sejuta kenangan indah dan sedih ada diBontang.
Mudah2an lain waktu kami bisa kunjung lagi keBontang, ketemu teman2 lama dan bernostalgia. Amin.


Foto dikamar hotel.
Nah ini dia, udah jamnya ngepak siBamby masih asyik dengan kompinya.
Ayuh nak, kita bebenah dan sarapan pagi, bentar lagi kita akan kembali ke Jakarta.

Hotel Bintang Sintuk yang selama 5 hari kita inapi, ya membawa suatu kenangan tersendiri juga buat kami.
Jam 10 pagi kami berangkat menuju Samarinda dengan membawa hati yang entahlah gak bisa dikatakan lagi.
Kalau diingat kilas balik sewaktu kami akan berangkat pindah, tanggapan dari atasan suami dingin saja, bahkan mengantar ke airport yang jaraknya gak sampe 5km saja tidak, tapi tetap saja kenangan yang kami rajut disini sangat banyak dan penuh dengan suka dan duka.
Inget juga istri si bos nih sewaktu bertemu di tojasera , ketika saya berkata : "bu Rabu siang saya berangkat ke Jakarta ya , saya pamit."
Jawabnya enteng saja : oh iya selamat jalan ya. titik.....
Padahal biasanya kalau ada karyawan pindah selalu diadakan perpisahan, selalu diberikan sekedar cendera mata juga diantar hingga airport.
Untuk saya sih tinggal berkata : lah gak "patekhen" rek gak dibikin perpisahan, gak dikasih kenang2an ataupun diantar keairport tapi yang saya pikirkan kasihan banget suamiku, selama ini, selama 15 tahun ini bekerja dengan baik walau mungkin gak sempurna tapi minimal blio nih bukan penerima suap, bukan makan duit perusahaan, rekordnya bersih banget terutama oleh godaan vendor, yang mungkin oleh sebagian karyawan atau bos masih menjadi suatu "andalan".
Tapi profil pekerja yang seperti itu ketika akan meninggalkan Bontang mendapat perlakuan dan tanggapan yang seperti itu....
Kami keluar bukan karena nyolong atau korupsi, kami keluar karena adanya program yang ditawarkan perusahaan "pensiun dini plus" dan yang memang sudah hak kami untuk memintanya.
Kalau ternyata kami kemudian mendapat pekerjaan yang lebih baik dari yang didapatkan di PT Badak, juga kami mendapat pesangon yang optimal, apakah itu salah kami ?
Kok lucu deh ada atasan yang membawa peraturan kantor menjadi personal hanya karena kita bisa mendapatkan yang optimal.
Alasannya kenapa ini dan kenapa itu kalau didengar saat itu lucu banget deh, seperti di ada2, bener2 gak masuk akal.
Malah yang mengantar justru para manager dari bagian lain yang memang berkawan dengan suami. Jadi merekapun bisa menilai seperti apa modelnya bossnya suami dan tentunya bininya yang rada bossy itu.
Yang klasik lagi setelah kami tinggal di AD, boss ini menelpon kami karena akan berkunjung ke AD untuk suatu konferensi, dan sempet menelpon suami.
Sempet ada pertanyaan , rumah kami dimana down town atau pinggir kota dan bagaimana dengan visa untuk mereka yang harus ada sponsornya....
Hehehehe.... kan suatu saat butuh juga kan ?
Roda itu memang berputar Pak.... , kadang yang dilihat sebelah mata suatu saat bisa berbalik lho....
Saya bukan malaikat jadi hal yang melukai hati suami rasanya masih segar dalam ingatan, jadi kayaknya maaf saja , usaha aja ndili ya ?
*esther dendam tapi suami tidak, itu hebatnya*

Perjalanan kami lancar saja hingga sampai Samarinda.
Kita makan di resto yang sama seperti ketika datang, karena masih pengen makan udang bakarnya.
Lanjut perjalanan melewati Sungai Mahakam, lumayan bersih dan cukup lebar memang.....

Untuk mencapai Balikpapan kami harus menyebrangi jembatan yang melintas diatas sungai mahakam. Untung jaman udah modern, kebayang dulu harus naik perahu yang mungkin makan waktu 2 jam deh , lha wong sungainya lebar belum arusnya juga deras.

Salah satu taman dipinggiran sungai mahakam, kayaknya lumayan bagus juga untuk ukuran daerah. Tapi Samarinda ini langganan banget banjir kalau musim hujan saya sendiri gak ngerti apakah sungainya juga ikut meluap ya ?

Masih pemandangan ditepi sungai Mahakam, tepat sebelum kami naik ke jembatannya.

Pemandangan dari atas jembatan, sungainya luas dan juga bersih.
Perjalanan lanjut selama 2 jam lagi, hingga sampai ke Balikpapan.
Tujuan utama kami adalah resto Dynasti,untuk beli cumi yang biasanya memang jadi andalan jajan kami.

Nah ini restonya, gak mewah bangunannya tapi yang penting makanannya enaks.

Ini penampakan dari Cumi Singapura yang cuminya garing dan renyah lalu dibalut oleh saus yang rasanya asem manis dan pedes. Sungguh sedap.

Setibanya di airport Balikpapan, sempat kami menunggu 2 jam saja di lounge Citibank, dan dari lounge ini kami bisa bikin foto, penjaga dirgantara bumi Kalimatan tercinta.
Untung waktu bikin foto gak ada satpamnya , kalau ada pastine gag boleh deh....

nah ini dia si F28

*Curhat*
Sewaktu pesawat kami take off hanya rasa sedih dan berat yang terasa pada sudut hati ini, mengingat kunjungan ke Bontang yang sebenarnya untuk bergembira ternyata lain kenyataannya.
Dua teman baik Bamby, orangtuanya sama sama mengalami musibah berat, terutama untuk sang ibu. Sang bapak menikah lagi.... bagai petir kudengar berita sedih ini.
Keluarga pertama, sang ayah menikah lagi dengan sepupu sang ibu, dan keluarga kedua sanga ayah menikah lagi sejak PT Badak menyekolahkan si bapak ini ke Cepu selama setahun dan sang ibu tak turut mendampingi. Hanya setahun ternyata mampu menyurutkan kesetiaan sang bapak dan berakhir dengan menikahnya sang bapak dengan wanita lokal disana.
Hampir seminggu saya diBontang dan cerita sedih ini tiap malam rasanya mengganggu tidurku, tak kuat rasanya melihat teman2 baikku diperlakukan seperti itu. Berat rasanya setiap menatap wajah sang anak yang kehilangan kasih sayang si ayah yang telah berpaling.
Ya Allah berikanlah kekuatan pada kedua keluarga yang sedang mendapat musibah yang teramat berat, bila mungkin kembalikanlah mereka pada kebahagiaan awal mereka.


Back to : MUDIK 2006


0 Comments:

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home